• Breaking News

    download askep lengkap, tutorial keperawatan, dan materi keperawatan

    KRUCIL BLOG

    Thursday, May 8, 2014

    ASKEP HIPOSPADIA

    HIPOSPADIA



    A.   DEFINISI

    Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan berupa muara uretra yang terletak di sebelah  ventral penis dan sebelah prokimal ujung penis. Hipospadia merupakan salah satu dari kelainan congenital paling sering pada genitalia laki laki, terjadi pada satu dalam 350 kelahiran laki-laki, dapat dikaitkan dengan kelainan kongenital lain seperti anomali ginjal, undesensus testikulorum dan genetik seperti sindroma klinefelter.
    B.   ETIOLOGI
    Penyebeb kelainan ini adalah maskulinisasi inkomplit dari genitalia karena involusi yang prematur dari sel interstitial testis.
    C.   MANIFESTASI KLINIS
    Pada kebanyakan penderita terdapat penis yang melengkung ke arah bawah yang akan tampak lebih jelas pada saat ereksi. Hal ini disebabkan oleh adanya chordee yaitu suatu jaringan fibrosa yang menyebar mulai  dari meatus yang letaknya abnormal ke glands penis. Jaringan fibrosa ini adalah bentuk rudimeter dari uretra, korpus spongiosum dan tunika dartos. Walaupun adanya chordee adalah salah satu ciri khas untuk mencurigai suatu hipospadia, perlu diingat bahwa tidak semua hipospadia memiliki chordee.
    D.   KLASIFIKASI
    Klasifikasi hipospadia yang digunakan sesuai dengan letak meatus uretra yaitu tipe glandular, distal penile, penile, penoskrotal, skrotal dan perineal.
    Semakin ke proksinal letak meatus, semakin berat kelainan yang diderita dan semakin rendah frekuensinya. Pada kasus ini 90% terletak di distal di mana meatus terletak di ujung batang penis atau di glands penis. Sisanya yang 10% terletak lebih proksimal yaitu ditengah batang penis, skrotum atau perineum.
    Berdasarkan letak muara uretra setelah dilakukan koreksi korde, Brown membagi hipospadia dalam 3 bagian : (1) Hipospadia anterior : tipe glanular, subkoronal, dan penis distal. (2) Hipospadia Medius : midshaft, dan penis proksimal (3) Hipospadia Posterior : penoskrotal, scrotal, dan perineal.
    E.   PERKEMBANGAN EMBRIONIK DARI HIPOSPADIA
    Perkembangan dari penis dan skrotum dipengaruhi oleh testis. Tanpa adanya testis, maka struktur wanita seperti klitoris, labia minora dan labia mayora dominan, tetapi dengan adanya testis, klitoris membesar menjai penis, sulkus antara labia minora terbentuk menjadi uretra dan labia mayora berkembang menjadi skrotum, ke dalam sana  testis kemudian turun. Hipospadia terjadi jika sel testis yang berkembang secara premature berhenti memproduksi Androgen, karena itu menimbulkan interupsi konversi penuh dari genitalia eksterna menjadi bentuk laki laki.
    F.    MASALAH PADA HIPOSPADIA
    1.    Masalah psikologis pada anak karena merasa malu akibat bentuk penis yang berbeda dengan teman bermainnya.
    2.    Masalah reproduksi karena bentuk penis yang bengkok menyebabkan penis susah masuk ke dalam vagina saat kopulasi, cairan semen yang disemprotkan melalui saluranuretra pada tempat abnormal.
    3.    kesulitan penentuan jenis kelamin terutama jika meatu uretra terletak di perineum dan skrotum terbelah dengan disertai kriptorkismus.
    4.    Biaya yang cukup besar karena prosedur operasi yang bertahap
    5.    Kemungkinan adanya kelainan congenital yang lain seperti kelainan ginjal sehingga perlu dianjurkan untuk pemerikaan foto polos abdomen dan pielografi intravena.
    G.   PENATALAKSANAAN
    Dikenal banyak tehnik operai hipospadia, yang umumnya terdiri dari beberapa tahap yaitu :
    1.    Operasi pelepasan chordee dan tunneling
    Dilakukan pada usia 1,5-2 tahun. Pada tahap ini dilakukan operasi eksisi chordee dari  muara uretra sampai ke glands penis. Setelah eksisi chordee maka penis akan menjadi lurus tetapi meatus uretra masih terletak abnormal. Untuk melihat keberhasilan eksisi dilakukan tes ereksi buatan intraoperatif dengan menyuntikkan NaCL 0,9% kedalan korpus kavernosum.
    2.    Operasi uretroplasty
    Biasanya dilakukan 6 bulan setelah operasi pertama. Uretra dibuat dari kulit penis bagian ventral yang di insisi secara longitudinal pararel di kedua sisi.
    H.   PEMERIKSAAN PENUNJANG
    §  Pemeriksaan darah lengkap, urine lengkap
    §  Uretroskopi
    I.      PRINSIP TERAPI DAN MANAGEMEN PERAWATAN
    1.    Koreksi bedah.
    2.    Persiapan prabedah
    3.    Penatalaksanaan pasca bedah
    v  Anak harus dalam tirah baring
    v  Baik luka penis dan tempat luka donor harus dijaga tetap bersih dan kering
    v  Perawatan kateter
    v  Pemeriksaan urin untuk memeriksa kandungan bakteri
    v  Masukan cairan yang adekuat untuk mempertahankan aliran ginjal dan mengencerkan toksin
    v  Pengangkatan jahitan kulit setelah 5-7 hari
    J.    KOMPLIKASI
    Komplikasi yang biasa terjadi antara lain striktur uretra (terutama pada sambungan meatus uretra yang sebenarnya dengan uretra yang baru dibuat) atau fistula.

    K.   DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL
    Pra Bedah
    1.    Cemas berhubungan dengan krisis situasional
    2.    Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif

    Pasca Bedah
    1.    Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan invasif

    2.    Nyeri akut berhubungan dengan cidera fisik akibat pembedahan





    No comments:

    Post a Comment

    Fashion

    Beauty

    Travel